“TAK
PERNAH DIINGINKAN”
Ini pertama kalinya ibuku pulang ,tatkala aku
menginjak kelas enam sekolah dasar. Sebelumnya, ibuku menjadi seorang TKW untuk
mengadu nasib dil uar negeri ketika usiaku masih pada kisaran 3 tahun. Dan
selama ini pula aku hanya tinggal bersama ayahku.
Aku yang
sedang lelah-lelahnya karena baru saja pulang dari berkemah, sontak saja
kegembiraan menyelimuti seluruh tubuhku. Rasanya lelahku benar-benar telah
dibalas oleh kabar yang begitu membahagiakan.
Tapi, semuanya benar-benar berbanding terbalik
dengan apa yang aku harapkan. Aku yang dengan santainya memasuki kamar ibuku
tatkala ia sedang memasak di dapur, tiba-tiba saja melihat beberapa lembaran
kertas di ranjangnya. 'Surat cerai' aku yang tidak sengaja membacanya langsung
saja terkejut dibuatnya. Ya Allah begitu
berat cobaan yang Engkau berikan pada hamba Mu ini, seorang anak yang tidak
tahu apa-apa harus menerima beban berat hidup tanpa ada rasa kasih sayang dari
seorang ibu……
Namun, apa
yang bisa aku lakukan pada kondisi seperti itu. Di usia aku yang masih terlalu
kecil untuk menerima semuanya. Selain
diam, menangis, dan berpura-pura tidak pernah melihatnya seumur hidupku. Hidupku tidak berhenti sampai di situ. Bagaimanapun, aku harus tetap tegar dan kuat
ketika hidupku sudah tidak bisa lagi merasakan belaian lembut dari seorang ibu
yang masih sangat kurindukan kehadirannya.
"Dek, sini ayo makan!" Teriaknya dari
dapur seketika membuyarkan lamunanku "Iya buk" ucapku lalu menghampirinya
Seorang ibu yang aku bangga-banggakan sedari dulu,
seketika berubah hanya dalam hitungan menit menjadi seseorang yang sangat asing
di dalam hidupku. Ini sudah beberapa
tahun setelah ibuku kembali lagi ke negeri tempat ia bekerja. Aku masih saja belum bisa berdamai dengan
diriku sendiri. Akibatnya selang beberapa bulan ketika ibuku kembali ke luar
negeri nilai ku turun drastis sampai aku terkena omelan dari ayahku. Mau tidak mau sekarang aku harus bangkit
menata hidupku. Masih ada ayahku yang
tetap setia mendampingiku. Oh ibu entah
dimana engkau sekarang….



Comments