Skip to main content

“PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM MEMAKSIMALKAN KEUNGGULAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK”

     

    Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu metode yang bisa kita terapkan dalam mewujudkan Merdeka Belajar.  Yaitu metode pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, termasuk profil belajar.  Hal ini sangat sesuai dengan filososfi dari Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan merupakan tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak dengan tujuan untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. 




Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan yang masuk akal (common sense) dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan siswa.  Keputusan-keputusan yang dibuat meliputi : (1) Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.  Dalam artian guru dan peserta didik perlu memehami dengan jelas tujuan pembelajaran, (2) Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Hal ini berkaitan dengan seorang guru dalam menyusun rencana untuk memenuhi  kebutuhan belajar siswa tersebut, (3) Bagaimana seorang guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dan bekerja keras dalam mencapai tujuan belajar yang tinggi, (4) Terciptanya manajemen kelas yang efektif, yaitu bagaimana seorang dalam mengelola kelas dengan kegiatan yang berbeda tetapi kondisi kelas tetap berjalan secara efektif, (5) Penilaian Berkelanjutan, yaitu bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Pembelajaran diferensiasi berakar pada pemenuhan kebutuhan siswa meliputi minat, kesiapan, dan profil belajar siswa dan kemudian bagaimana seorang guru tersebut mampu merespon kebutuhan belajar siswa tersebut.





Dalam rangka pemenuhan kebutuhan siswa, menurut Kami ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan oleh seorang guru, antara lain dengan cara : (1) mengamati perilaku murid-murid mereka, (2) mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik  yang akan dipelajari, (3) melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut, (4) mendiskusikan kebutuhan murid  dengan orang tua atau wali murid, (5) mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, (6) bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid, (7) membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya, (8) berbicara dengan guru murid sebelumnya, (9) membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini, (10) melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid. Langkah-langkah ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa dan guru pun dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Ada sinergi positif yang terjalin antara guru dengan siswanya.


Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini , maka (1) Guru harus mampu memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama, (2) Guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll), (3) Guru merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar), (4) Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung. Sebagai seorang guru, yang harus kita perhatikan pada siswa terkait pemenuhan kebutuhan belajar, meliputi (a) Kesiapan belajar (readiness) merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu, (b)  Minat siswa (kecenderungan rasa suka yang tinggi terhadap sesuatu), Profil belajar siswa (mengacu pada cara-cara bagaimana siswa menemukan gaya belajar yang paling baik)

Bagi saya, materi-materi yang ada di modul LMS di Program Pendidikan Guru Penggerak sangat menarik dan saling keterkaitan antara satu materi dengan yang lainnya. Berisikan materi yang dikemas sangat inovatif dan inteaktif.  Dimana kita seorang guru bisa menuangkan segala ide dan pemikiran dalam mengoptimalkan dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan siswa.   Mulai dari materi tentang kerangka pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, penerapan aksi nyata dan budaya positif, hingga sekarang yaitu materi pembelajaran berdiferensiasi semuanya bermuara pada bagaimana seorang guru mampu, tergerak, bergerak, dan menggerakkan dalam mewujudkan pendidikan berkualitas dan kompetitif, serta berkarakter.




Ditulis oleh :
Anna Rusmiyati, S. Sos
CGP Angkatan 4-SMAN 1Pulung Ponorogo



 

 






Comments

Popular posts from this blog

KONFLIK SOSIAL DI MASYARAKAT

1. Pengertian Konflik Konflik adalah suatu proses sosial di mana dua pihak atau lebih saling berusaha untuk mengalahkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan, nilai, atau tujuan antara individu atau kelompok. 2. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Konflik dapat timbul karena berbagai faktor, antara lain: Perbedaan Nilai dan Norma: Ketika individu atau kelompok memiliki nilai dan norma yang berbeda, potensi konflik meningkat. Perbedaan Kepentingan: Kepentingan yang berbeda-beda, terutama yang bertentangan, seringkali menjadi sumber konflik. Ketimpangan Sosial: Perbedaan yang mencolok dalam hal kekayaan, kekuasaan, dan status sosial dapat memicu konflik. Stereotip dan Prasangka: Pandangan yang tidak adil dan prasangka terhadap kelompok lain dapat memperburuk konflik. 3. Bentuk-Bentuk Konflik Konflik dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk, antara lain: Konflik Intrapersonal: Konflik yang terj...

INTERAKSI SOSIAL DALAM MASYARAKAT

  Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah proses di mana individu atau kelompok berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi ini bisa berbentuk kerjasama, persaingan, atau bahkan konflik. Interaksi sosial merupakan dasar dari kehidupan sosial karena tanpa interaksi, kehidupan bersama tidak akan terjadi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial Beberapa faktor yang mempengaruhi interaksi sosial antara lain: Nilai dan Norma Sosial: Aturan-aturan yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Nilai dan norma berfungsi sebagai pedoman untuk berinteraksi secara harmonis. Status Sosial: Posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Status sosial dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Peran Sosial: Harapan-harapan yang melekat pada status sosial seseorang. Peran sosial menentukan bagaimana seseorang seharusnya berperilaku dalam interaksi. Komunikasi: Proses pengiriman dan penerimaan pesan antara individu atau kelom...

KELOMPOK SOSIAL

  Kelompok sosial adalah sekumpulan individu yang memiliki interaksi, hubungan, dan tujuan bersama dalam suatu lingkungan sosial. Kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan kepentingan, nilai, norma, atau tujuan yang ingin dicapai bersama. Menurut George Herbert Mead , kelompok sosial merupakan tempat individu berinteraksi dan membentuk identitas sosialnya. Sedangkan menurut Emile Durkheim , kelompok sosial terbentuk karena adanya solidaritas sosial, baik mekanik maupun organik. B. Ciri-Ciri Kelompok Sosial Kesadaran sebagai bagian dari kelompok Setiap anggota menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok tersebut. Adanya interaksi sosial Anggota kelompok saling berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Memiliki norma dan aturan Setiap kelompok memiliki aturan yang mengatur perilaku anggotanya. Memiliki tujuan bersama Setiap kelompok memiliki visi dan misi yang ingin dicapai bersama...