Pernahkah Bapak Ibu Guru membayangkan, bahwa adanya revolusi pendidikan berupa perubahan besar tidak hanya terjadi di dalam kelas saja, tetapi juga di tangan setiap siswa kita? Hal ini menjadi nyata dalam pemikiran saya, berawal ide dan niat ingin mengabadikan setiap kegiatan pembelajaran bersama murid sehingga bisa menjadi jejak rekam digital. Saya merupakan salah seorang guru yang selalu ingin menghadirkan metode pembelajaran berbeda di setiap pertemuan dengan siswa. Karena pada prinsipnya, perbedaan itu indah, perbedaan itu menyenangkan, dan perbedaan itu membuat hidup tidak monoton. Prinsip ini pulalah yang menjadi dasar untuk selalu mendesain perbedaan dalam setiap metode pembelajaran di kelas.
Berangkat dari perbedaan itu menyenangkan dan tidak monoton maka berimplikasi pada metode pembelajaran yang kita sajikan di depan kelas. Sebagai guru mapel Sosiologi salah satu rumpun IPS pasti bisa ditebak bahwa mapel ini sangat membosankan. Mempelajari tentang hubungan sosial, interaksi sosial, kelompok sosial, dll yang pasti di bayangan Kita, juga siswa adalah berupa hapalan dan logika. Kalau sudah namanya hapalan maka yang sering terjadi materi disajikan berupa ceramah oleh guru, siswa duduk manis mendengarkan dan mencatat. Kadang-kadang diskusi secara kelompok dimana hal ini dianggap sebagai fomalitas saja. Situasi seperti ini sepertinya sudah tidak sesuai dengan iklim pendidikan sekarang yang lebih mengedepankan teknologi. Selain itu pembelajaran yang monoton seperti yang disampaikan sebelumnya dapat membuat rendahnya minat dan partisipasi siswa pada mapel yang bersangkutan.
Dari berbagai pengalaman yang saya rasakan mendorong untuk berinovasi dan mencari ide kreatif. Saya berpikir bagaimana mendesain pembelajaran yang berbeda setiap materi, setiap bab, bahkan mungkin setiap kelas untuk mapel saya. Ketika keinginan dan niat itu ada pasti ada tindakan juga kesempatan untuk merealisasikannya. Begitupula dengan saya, maka setiap malam sebelum esok paginya melaksanakan pembelajaran mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan diterapkan di kelas. Tentu hal ini membutuhkan usaha yang luar biasa, tetapi bagi saya malah mengasyikkan karena melihat hasilnya para siswa menikmati pembelajaran dan menambah senang belajar sosiologis. Meski terkadang dilanda kelelahan tapi bagi saya itu malah mengasyikkan, karena di awal penuh dengan kesulitan pasti di akhir babak banyak cerita indah yang terukir.
Seperti yang kita ketahui, pendidikan di Indonesia saat ini penuh dengan tantangan yang meliputi kesenjangan akses, kualitas pembelajaran yang merata, kurangnya inovasi maka dibutuhkan banyak terombosan baru. Di era modernisasi, penggunaan tekonologi informasi dan teknologi (TIK) terutama bidang harus dioptimalkan, Mengapa? Hal ini merupakan kesempatan disaat semua orang bisa mengakses informasi tanpa batas maka banyak konten-konten pendidikan yang postif menarik berbagai media sosial baik itu youtube, instagram, tiktok, facebook, dll. Definisi konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Istilah ini umumnya merujuk pada isi dari status di Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Youtube, dan berbagai platform media sosial lainnya . Perkembangan konten di media sosial juga semakin beragam. Potensi konten pendidikan yang menarik juga mudah diakses menjadi salah satu kunci untuk mengatasi tantangan bidang pendidikan. Konten yang berdampak positif, misalkan metode pembelajaran di kelas, pembiasaan budaya positif di sekolah, prestasi siswa dan sekolah, fasilitas dan sarana prasarana menjadi cerita yang bisa disebarkan melalui media sosial. Mungkin sebagian orang atau guru hal tersebut bisa dianggap sebagai pamer atau pelentur kesuksesan. Tetapi menurut sudut pandang saya sebagai guru, konten-konten seperti itu malah menginsipirasi, memotivasi, dan menumbuhkan semangat yang baik untuk bisa mengikutinya sehingga tercipta aksi-aksi positif di dunia pendidikan. Dengan menjadikan konten pendidikan yang positif dan sesuai zamannya diharapkan mampu mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan, meningkatkan kualitas pembelajaran, mendorong inovasi pendidikan, juga menumbuhkan pembiasaan budaya-budaya baik sekaligus kearifan lokal.
Sebagai guru setidaknya Kita harus tanggap dan peka terhadap situasi yang terjadi seperti sekarang ini. Kemudian saya berpikir bagaimana memanfaatkan teknologi seperti membuat konten-konten positif bidang pendidikan menjadi salah satu cara untuk berbagi praktik baik juga bisa menjadi amalan baik investasi Kita kelak di kemudian hari. Selain itu sekolah kita juga bisa dikenal lebih luas di masyarakat. Ide ini kemudian berkembang menjadi sebuah upaya dalam melakukan revolusi pendidikan melalui konten edukasi yang menarik dan mudah diakses oleh semua orang. Beberapa kegiatan pembelajaran baik di dalam maupun luar kelas saya bikin dokumentasi dalam bentuk video maupun foto. Pembiasaan sekolah seperti sapa, senyum, salam ketika bertemu orang lain, parenting, menjaga kebersihan sekolah, apel pagi sebelum pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran baik indor maupun outdoor
kelas, suasana kelas yang selalu tertata rapi, prestasi siswa menjadi komponen-komponen penting yang kemudian saya jadikan konten. Di awal memang slalu ada gangguan, antara kamera lain yang tidak mendukung, siswa yang kurang percaya diri saat obyek dijadikan konten, bagaimana menciptakan tema konten yang menarik dan tidak monoton, juga kebal dari ghibah
teman guru yang kurang suka dengan aksi kita. Perlahan pasti namun dengan belajar, mencari informasi dan juga sharing dari berbagai pihak, alhamdulillah tantangan itu berubah menjadi kekuatan untuk selalu mengabadikan hal-hal baik di sekolah yang bisa dipublikasikan melalui media sosial.
Salah satu media sosial saya, yaitu Tiktok telah mencapai pengikut atau pengikut ribuan, yang kemudian membuat saya diundang pihak BBGP (sekarang BBGTK Jatim) menghadiri kegiatan guru kreator konten di Malang. Tidak semua guru se-Jawa Timur diundang, dilihat dari jumlah pengikut yang banyak memiliki kesempatan untuk mendapatkan ilmu juga sosialisasi. Alhamdulillah bagi saya kegiatan ini luar biasa manfaatnya selain memperoleh ilmu dari para narasumber yang berkompeten di bidangnya juga bisa berkenalan bersama teman-teman guru kreator konten yang hebat dan luar biasa dengan karya-karya terbaiknya se-Jawa Timur. Selain di tiktok, instagram dan facebook adalah media sosial saya tempat berbagi dan bercerita tentang aksi juga praktik baik yang sudah saya lakukan terutama tentang pendidikan. Alhamdulillah sampai sejauh ini mendapat respon positif dari para netizen sehingga bisa menjadi motivasi saya untuk terus bergerak di dunia pendidikan. Daripada itu, orang tua juga bisa mengetahui kegiatan pembelajaran putra-putrinya, kemudian ditulis dan dikirimkan doa terbaik bagi Kita dan sekolah. Pengembangan profesional yang berkelanjutan, hadirnya jaringan yang saling berkolaborasi, terciptanya inovasi dan kreativitas, serta pengakuan dan apresiasi adalah dampak yang saya rasakan melalui aksi berbagi praktik baik melalui konten edukasi.
Menghadirkan revolusi pendidikan di media sosial dengan berbagi praktik melalui konten edukasi sekarang ini selayaknya bisa dinikmati dan bisa akses dimana saja oleh siapa saja. Itulah kecanggihan teknologi dimana Kita sebagai guru harus bisa memanfaatkannya secara bijaksana. Tidak hanya mengikuti trend yang tidak mendukung terhadap kompetensi sebagai pendidik, namun konten yang Kita bangun dan ciptakan haruslah memberikan dampak baik bagi yang melihatnya. Konten edukasi memberikan pembelajaran sekaligus membantu siswa mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan berfikir kritis. Sebagai guru pencipta konten, saya pun juga terus berpikir untuk membuat konten edukasi yang berkualitas tinggi, akurat, menarik, dan mudah dipahami. Bagaimanapun konten yang Kita buat menjadi ruang interaksi, diskusi, kolaborasi, dan platform yang memfasilitasi saling berbagi serta umpan balik dari masyarakat terhadap dunia pendidikan. Dari sini bisa dibuat kesimpulan, bahwa revolusi pendidikan melalui berbagi praktik baik dan konten edukasi memberikan banyak peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas akses jaringan, dan mempersiapkan murid-murid kita di masa depan. Keberhasilan semuanya juga harus bersinergi dengan komitmen para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, guru dan juga murid dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan.
Ditulis kembali oleh
Moms Anna (SMAN 3 Taruna Angkasa Jawa Timur)



Comments